Sejak kelahirannya sebagai suatu disiplin ilmu, banyak tokoh yang memberikan batasan mengenai kajian geografi.
1. Erathosthenes
Erathosthenes
ialah orang pertama yang paling berjasa memperkenalkan istilah geografi.
Berasal dari kata Geographika artinya Writing about Earth or Description of The Earth.
Erathosthenes membuktikan bahwa bumi itu berbentuk bola. Hal ini dibuktikan melalui pengukuran pada saat matahari berada di Belahan Bumi Utara tepatnya di Kota Aswan (Seyne) dengan membuat sumur sehingga sinar matahari tepat tegak lurus di atas sumur tersebut. Pembuktian ini dilanjutkan dengan membandingkan sudut datang sinar matahari di Kota Iskandariah sehingga diperoleh hasil bahwa keliling bumi berjarak 252.000 stadia (1 stadia = 157 meter). Hasil dari pengukuran tersebut sama dengan keliling bumi yang sebenarnya.
Erathosthenes membuktikan bahwa bumi itu berbentuk bola. Hal ini dibuktikan melalui pengukuran pada saat matahari berada di Belahan Bumi Utara tepatnya di Kota Aswan (Seyne) dengan membuat sumur sehingga sinar matahari tepat tegak lurus di atas sumur tersebut. Pembuktian ini dilanjutkan dengan membandingkan sudut datang sinar matahari di Kota Iskandariah sehingga diperoleh hasil bahwa keliling bumi berjarak 252.000 stadia (1 stadia = 157 meter). Hasil dari pengukuran tersebut sama dengan keliling bumi yang sebenarnya.
2. Crates
Crates
ialah orang yang mengembangkan hasil pengukuran Erathosthenes menjadi
sebuah globe pertama dalam bentuk yang se derhana. Crates membuat tiga
benua tambahan sebagai penye imbang globe yang dibuatnya. Pandangan
Crates melahirkan konsep Antipoda atau benua selatan yang besar dan
dikenal dengan nama Terra Australis.
3. Claudius Ptoleumaeus
Claudius
Ptoleumaeus dianggap sebagai peletak dasar geografi yang pertama. Dalam
bukunya yang berjudul Geographike Unphegesis, Ptolemaeus memberikan
batasan geografi. Geografi adalah suatu penyajian dengan menggunakan peta
yang menunjukkan kenampakan umum di muka bumi.
4. Bernhardus Varenius
Bernhardus
Varenius mengemukakan pendapat bahwa dalam geografi terdapat dualisme.
Pada satu pihak geografi mempelajari proses dan fenomena yang bersifat
alamiah. Selain itu di lain pihak kajian dari disiplin ilmu geografi
mempelajari fenomena sosial dan budaya yang terjadi dan berkembang dalam
masyarakat. Atas dasar inilah Varenius membagi geografi menjadi dua
bagian, yaitu sebagai berikut.
a. Geografi Generalis, yang mencakup tiga
bagian sebagai berikut.
·
Teresterial, yaitu pengetahuan bumi sebagai keseluruhan
bentuk dan ukurannya.
·
Falakiah, yaitu
membicarakan relasi bumi dengan planet dan bintang-bintang di jagat raya.
·
Komparatif,
yaitu menyajikan deskripsi mengenai bumi secara keseluruhan.
b. Geografi Sosialis, dibagi menjadi tiga
bagian, yaitu sebagai berikut.
·
Aspek langit,
yaitu secara khusus membicarakan keadaan iklim.
·
Aspek permukaan bumi, yaitu menyajikan relief, flora
dan fauna di berbagai negara.
·
Aspek manusia, yaitu membicarakan berbagai
penduduk, perdagangan, dan pemerintahan di berbagai negara.
5. Immanuel Kant
Immanuel Kant dianggap sebagai peletak
dasar geografi modern dan pengembang paham fisis determinis. Beliau
menganggap geografi sebagai suatu disiplin ilmiah.
Menurut Kant, ilmu pengetahuan dapat dipandang dari tiga sudut yang berbeda, yaitu sebagai berikut.
Menurut Kant, ilmu pengetahuan dapat dipandang dari tiga sudut yang berbeda, yaitu sebagai berikut.
1.
Ilmu
pengetahuan yang menggolong-golongkan fakta berdasarkan jenis objek yang
mempelajarinya disebut ilmu pengetahuan sistematik. Misalnya,
Botani, Geologi, dan Sosiologi.
2.
Ilmu
pengetahuan yang memandang gabungan antarfakta sepanjang masa. Ilmu
pengetahuan yang mempelajarinya adalah Sejarah.
3.
Ilmu
pengetahuan yang memandang fakta-fakta yang berkenaan dengan ruang. Ilmu
pengetahuan yang mempelajarinya adalah Geografi.
6. Alexander von Humbolt
Alexander
von Humbolt memberikan batas-batas di antara ilmu pengetahuan dan
membaginya ke dalam tiga golongan, yaitu sebagai berikut.
1.
Physiography, ilmu yang sistematik.
2.
Naturchicte,
penekanannya terhadap semua hal yang berhubungan dengan waktu.
3.
Geognesie oder
weltbeschreibung, uraian tentang bumi atau dunia yang membahas mengenai
persebaran pola keruangan.
Berdasarkan tulisannya mengenai kajian
geografi, Humbolt dikenal sebagai peletak dasar geografi fisika modern.
7.
Karl Ritter
Karl Ritter berpendapat bahwa alam menjadi
faktor utama. Faktor alam menentukan gejala kemanusiaan (fisis
determinis). Ritter dikenal sebagai peletak dasar geografi sosial. Pada
awalnya banyak ahli geografi yang menganut paham fisis determinis. Semenjak
abad XIX banyak ahli geografi yang berupaya meninggalkan faham fisis
determinis. Terutama paham yang dikembangkan Paul Vidal de la Blace yang
dikenal pelopor aliran Prancis, yaitu possibilisme.
Menurut aliran possibilisme alam hanya menawarkan beberapa kemungkinan terhadap manusia dan manusia sendiri yang memilih kemungkinan-kemungkinan tersebut. Manusia memiliki akal dan pikiran untuk memperbaiki kehidupannya melalui kemungkinan yang ditawarkan alam.
Menurut aliran possibilisme alam hanya menawarkan beberapa kemungkinan terhadap manusia dan manusia sendiri yang memilih kemungkinan-kemungkinan tersebut. Manusia memiliki akal dan pikiran untuk memperbaiki kehidupannya melalui kemungkinan yang ditawarkan alam.
Social Plugin